Friday, September 30, 2011

Paris




Kira-kira 5 tahun yang lalu, saya dapat tugas untuk membuat list 10 impian & membuat dream book yang berisi kumpulan gambar-gambar impian. Diantaranya saya menulis: "Membawa Shifa ke Disneyland" & "menempel gambar pemandangan Eiffel tower dari sebuah jendela hotel"..Padahal waktu itu gak tau gimana caranya ke Disneyland & bisa punya view Eiffel tower..It's just a nice picture in my mind. "Membayangkan akan bahagianya Shifa jika bisa ke Disneyland " & "how romantic it would be if I wake up in the morning, and see the Eiffel tower from my window"... ternyata: "Dreams come true"... Alhamdulillah..."so keep on dreaming & don't let your dream died..., you'd never know someday..."



Sebenarnya perjalanan ini bisa dibilang tidak disengaja. Kita yang boring hampir 2 tahun tidak pulang liburan ke Indonesia merasa super jenuh, super saturated. Shifa Naila juga bete 3 bulan liburan doing noting, except "playing game". Kalo boleh mengutip istilah mba Susy, 2 tahun di kuwait udah bisa dibilang khatam. Hiburannya gak jauh dari mall ke mall. Jumlah mall juga tidak banyak. Apalagi summer begini suhu siang bisa 45oC. Banyak yang kabur dari Kuwait, ntah mudik atau liburan. Jadi, kita juga mulai pengen gak cuma keluar pintu rumah, tapi pengen keluar pintu bandara kuwait...ha..ha...

Mulailah browsing ke Turki..memanfaatkan liburan lebaran. Ternyata tiket mahal, mana udah mepet lagi... Lalu coba browsing ke Europe.. tiket jadi murah, kalo kita geser hari sedikit.. Lalu mulai cari tahi info tentang Schengen Visa (Visa Uni Eropa). Mas Drajat lagi gak pengen ngurus sendiri ke Embassy, pasti butuh waktu. Maka kami memutuskan menggunakan agen Al Qabas. Oh.. ternyata Al Qabas cuma mengurus Visa 3 negara tujuan, yaitu Germany, Italy, French. Setelah dipikir-pikir, mending ke Paris. Satu tujuan kota Paris saja sudah bisa muter-muter keliling kota, banyak object tourist. Akhirnya diputuskan ke French saja.

Urus-diurus, ternyata simpel:
1. Booking hotel. Kami suka pake Booking.com
2. Booking tiket pesawat. Kami malah gak cuma booking, langsung bayar.. sangking pedenya bisa ke Europe. Kami pakai Turkish Airline. Referensi seorang teman dekat, makanannya enak.
3. Lengkapi dokumen keperluan Visa
4. Serahkan ke Al Qabbas. Visa kami selesai dalam 9 hari kalender. Dapat sms dan bisa track visa status secara on line. Normalnya 2 minggu. Tapi kata petugasnya kalau peak season bisa lebih dari 2 minggu.
5. Kepastian Visa sudah ada, kami mulai persiapan. Diantaranya pakaian, makanan, obat-obatan, dokumentasi, dan yang pasti uang saku.

Persiapan setelah Schengen Visa keluar
1. Pakaian
Ke Europe, kita perlu tahu weather saat itu, apakah perlu jaket/sweater/payung/dll. Untuk akhir september ini suhu Paris max 24oC min 12oC (untuk rujukan bisa dilihat di Wikitravel). Jadi kami bawa jaket & payung buat jaga-jaga.

2. Makanan
Sebagai orang Indonesia tulen, saya tetep harus makan nasi walaupun cuma sedikit, biar perut tetap bersahabat. Buat jaga-jaga, saya bawa beras, rendang, kecap, ceres, mie, quaker oats, gula merah. Bisa juga ditambahkan minyak, garam, gula, teh, selai. Semua jumlah secukupnya saja. Yang lain, kayak telur, roti, butter, pasta, pasta sauce, buah bisa beli di sana.

3. Obat
Bawa termometer anak-anak, obat turun panas, minyak kayu putih (dasar orang Asia, siapa tau masuk angin..he..he..), obat mas Drajat.

4. Penginapan
Kami lebih prefer memilih aparthotel. Hotel semi apartemen. Ada dapur, kichenette (panci, piring, mangkuk, gelas, pisau, sendok, talenan, teko elektrik), microwave, dishwasher, setrika & papan. Anak-anak juga belum bisa tidur terpisah jika menginap di hotel. Maka jadilah Adagio Paris Tour Eiffel ini sebagai pilihan (sekitar 2 km dari Eiffel tower, 8 menit naik mobil, 20 menit jalan kaki).. Ternyata setelah ngintip di blog Mba Susy, pilihan kita sama ya mba..
Kalo buat kami, hotel ini pas.. memadai untuk kebutuhan kami, supermarket Monoprix (300 meter, 3 menit jalan kaki), Mc Donal's (450 meter, 5 menit jalan kaki) bisa internet Wifi, toko elektronik Darty (450 meter, 5 menit jalan kaki), ada restaurant Sushi & laundry, pangkalan taxi sebelah Mc D. Kami ternyata telat sadar kalau di hotel ada fasilitas internet..setelah balik ke kuwait baru tahu ternyata ada, dengan biaya tambahan. Tapi bagus juga sih... kalo tau ada, Shifa pasti minta main game online terus..

5. Tukar uang Euro
Untuk pecahan besar 100 & 50 kami tukar di Al Muzaini, Fahaheel. Untuk pecahan 20, 10, 5 Euro kami tukar di counter money changer di Fahaheel Bazar.

6. Dan lain-lain
- Kompas penunjuk arah kiblat.
- Universal adapter untuk koneksi peralatan elektronik: laptop, hp, camera, handycam.
(bahasa awamnya colokan listrik dari 3 ke 2 atau sebaliknya)


Ready to go....
Hari ke-1 (Flight & Paris City Tour)
Penerbangan dari kuwait subuh, transit di Istanbul gak sempet liat-liat di duty free soalnya sibuk nyari gate keberangkatan ke Paris, ternyata agak diujung. Lalu boarding...
Wah naik Turkish Airline tujuan Europe lebih bagus.. makanan lebih enak, seat juga nyaman. Baru kali ini nyoba pesawat ada forward & down camera, jadi bisa liat gimana pemandangan layaknya pilot melihat ke depan dan pemandangan landasan pacu pesawat saat take off.. ih norak ya...gpp. Namanya juga baru nyoba.

Jam 1 siang tiba di Paris, naik taxi ke hotel. Biaya 50 Euro, lumayan juga... seneng lihat pemandangan hijau, sejuk, tertib yang berbeda dengan Kuwait... kata Naila: aku suka Paris...kalo Kuwait cuma desert aja...

Setelah cek in, kita naik taxi ke Eiffel tower. Sampai di Eiffel, kita langsung ke pangkalan bus hop on hop off (double dekker). Beli tiket Paris L'Open Tour, termasuk paket Seine River cruise. Mulailah kami sigtseeing dengan rute Paris Grand Tour. Dimulai dari Tour Eiffel,Hôtel des Invalides, Esplanade des Invalides, Concorde - Royale, Madeleine, Opéra - 4 septembre, Musée du Louvre, Pont Neuf - Quai des Orfévres, Notre Dame, Concorde, La Boétie - Champs-Elysées, Charles de Gaulle-Etoile (The Arch of Triumph), Trocadero Square, berakhir di Eiffel tower.... wow...Paris, a beautiful city...
Setelah itu kami kembali ke hotel naik taxi.

Ada hal yang perlu diingat tentang transportasi
1. Cegat taxi dipangkalan, bukan di sembarang tempat.
Kita tidak bisa langsung buka pintu taxi, sampai supir taxi setuju dengan rute & jumlah penumpang. Karena jarang yang berbahasa Inggris, lebih baik kita sudah menulis tujuan/alamat hotel/tunjukkan peta. Lalu supir akan menghitung jumlah penumpang. Biasanya max 4 akan langsung disetujui. Bila lebih dari 4, penumpang ke-5 akan dapat charge tambahan. Dan jangan langsung duduk di depan/samping supir, hingga kita dapat komando untuk boleh duduk di samping supir.

Tarif taxi sangat standar. Biasanya mereka sudah dilengkapi GPS. Tarif awal 2.3 Euro, lalu bila berhenti sampai tujuan, akan ada biaya tambahan lain.
Taxi juga biasanya menolak jika tujuan terlalu dekat. Dan taxi lebih banyak dipusat kota Paris, daerah banyak turis. Jika sudah di luar jalan Périphérique (lingkar luar), taxi akan langka.. jadi jangan main jauh-jauh kalau masih mengandalkan taxi.

Kami belum berani naik bus, maupun naik kereta bawah tanah Metro & RER karena belum pahan rute takut nyasar. Dan kata Mba Retno, kalau kita salah jalur bisa kena denda. Kami hanya berani naik RER 1 x saat akan ke Disneyland.

2. Hop on hop off bus
Bus double dekker untuk turis. Ada Paris L'Open Tour (warna kuning) dan ada Les Cars Rouges (warna merah). Kami memilih bus kuning karena menurut menurut review di Tripadvisor, frekwensi bus kuning ini lebih sering. Bus double dekker ini juga dilengkapi dengan audio tour guide dalam berbagai bahasa.
Seperti halnya taxi, naik bus ini di pangkalannya yang ada rambu stationnya. Naik dari pintu depan, turun dari pintu tengah. Dan sabar menanti, supir akan melayani penumpang pembeli tiket satu persatu.
Di depan bus ada label hijau/kuning/merah/biru, sesuai rute.



Hari ke-2 (Seine River cruise & Champs-Elysées)
Karena datang ke musium Louvre kesiangan, antrian sudah panjang, kami menyerah. Ganti haluan ke Seine River cruise, naik bus kuning, turun di Pont Neuf,jalan sedikit ke pangkalan Seine River cruise (pengelola: Batobus).




Lalu dilanjutkan ke Champs-Elysées. Makan Margarita Pizza.. Hmmm crust pizzanya soft, crips, so yummy.. the best we ever taste.

Kemudian pulang mampir ke supermarket Monoprix deket hotel. Beli jeruk, apel, pepaya brazil, roti, butter, telur, gula, minyak, dan air minum. Gak nemu timun, tapi banyak tersedia lettuce yang sudah dicuci, dipotong, dimasukan plastik, siap makan. Di lantai atas perasan jeruk dan adapter untuk koneksi peralatan elektronik: laptop, hp, camera, handycam.

Sore, mulai masak nasi.
Masak kali ini tidak pake rice cooker, pake cara aron kayak jaman dulu. Caranya: setelah beras dicuci, diberi air hingga ketinggian 1 ruas jari. Lalu masak dengan panci tertutup dengan api sedang-besar hingga tutup panci terangkat oleh uap. Buka tutup sebentar awal api besar hingga uap keluar. Tutup panci kembali, masak dengan api kecil hingga nasi matang. Panci dasarnya tebal bagus untuk aron nasi, nasi tidak gosong.




Hari ke-3 (Musium Louvre & Louis Vuitton)
Pagi langsung ke Louvre. Louvre merupakan musium dengan koleksi terlengkap dunia. Hasil para maestro dunia dan peninggalan sejarah terkenal disimpan di sini. Untuk masuk ke Louvre, kami antri sebentar di depan pyramid untuk periksaan tas, lalu turun ke bawah untuk mengambil brosur dan membeli tiket di mesin otomatis. Harga tiket 10 Euro/orang. Untuk mempelajari denah musium, kami duduk sebentar di Paul Cafe. Kami memberi kesempatan Shifa & Naila memutuskan, apa saja yang akan dilihat. Karena kalau tidak punya arah tujuan, kita akan cape muter-muter. Shifa memutuskan diantaranya mau melihat lukisan Monalisa, patung Aphrodite.



Setelah 3 jam berputar & berfoto di sekitar Louvre, kami memutuskan sore ini untuk membeli souvenir. Karena tidak mau jauh-jauh, kami mampir di sekitar Notre Dame untuk membeli oleh-oleh.. Ternyata mulai cape, kembali ke hotel.. istirahat sebentar, mandi, pengen jalan lagi... Tujuan berikutnya: Louis Vuitton... ini titipan special dari seorang teman dekat. Siap mengantri... eh ternyata pas giliran kita, petugas datang.. said "We're close, come again tomorrow".... padahal baru jam 6.30 sore loh. Ya udah deh...

Lalu kami mampir ke Eiffel. Setelah dipelajari, ternyata foto di Eiffel enaknya dari sisi taman dan sore/pagi hari. Kalau mau naik ke atas menara Eiffel, sebaiknya datang pagi sekali supaya tidak kecapean antri.

Pulang, mau mapir lagi ke Monoprix, ternyata tutup...wah jadi ingat pesan Mba Retno kalau week end banyak yang tutup, termasuk supermarket... Jadi ingat ya !! hari Minggu, kebanyakan toko tutup termasuk supermarket tutup. Maka sebaiknya sehari sebelumnya sudah punya stok makanan untuk hari minggu.

Hari ke-4 (Disneyland, Arc de Triomphe, dan Louis Vuitton)
Tujuan: Disneyland. Malam sebelumnya kami sudah beli tiket di hotel dengan bayar uang muka saja. Sisanya bayar di Disneyland. Kami memutuskan hanya mengunjungi 1 day, 1 park saja. Tadinya kepikiran 1 day, 1 park, 1 studio. Karena pertimbangan jaga stamina kami hanya ambil paket 1 day, 1 park.

Berangkat dari hotel jam 7 pagi, naik taxi ke station Metro Charles De Gaule Arc D Triopme. Beli tiket PP tujuan stasiun Marne-la-Vallee (Parcs Disneyland). Setelah beli tiket, ikuti terus petunjuk rambu tujuan Marne-la-Vallee (Parcs Disneyland) hingga sampai di tempat pemberhentian kereta. Kereta yang berseliweran cukup intens. Kita tahu apakah kita menaiki kereta dengan tujuan yang benar, tandanya adalah lampu menyala (kuning) pada rambu yang tergantung di atas ceiling stasiun. Jika lampu untuk tujuan Marne-la-Vallee menyala (kuning), berarti kereta berikut yang berhenti adalah kereta tujuan Marne-la-Vallee (Parcs Disneyland). Perjalanan kereta ke Disneyland membutuhkan waktu selama 35 menit.



Tiba di stasiun Marne-la-Vallee (Parcs Disneyland), kami masuk ke area Disneyland antri pemeriksaan tas lalu ke loket tiket.. here we are.. in Disneyland Paris..

Step pertama cari restaurant. Atas referensi Mba Rita, makan di Hakuna Matata (terletak di area Adventureland). Di sini, sambil mempelajari peta, kami kembali mengajak Shifa & Naila memutuskan arena apa saja yang akan dikunjungi. Mereka memilih diantaranya Phantom Manor (haunted house/rumah hantu) di Frontierland, Alice's Curious Labyrinth di Fantasyland.

Tapi sayang Haunted house sedang tutup, mungkin dalam persiapan menjelang Halloween.



Setelah 4 jam, kami kembali ke Paris. Kebetulan exit Metro persis di depan Arc D Triompe, langsung foto keluarga deh... tapi biasa ada yang grumpy...cemberut kalo di foto.

LV sudah di depan mata... antri lagi.. sampai finally berhasil menenteng tas LV titipan special..



Pulang.. beresin barang-barang, siap packing, cek out dari hotel besok jam 12 siang.
Malam ini, di recepsionist hotel kami booking taxi van untuk ke bandara esok hari... lumayan mahal, 70 euro.


Hari ke-5 (Eiffel Tower go to the top)
Bangun pagi, jalan ke Eiffel tower. Di sini bu Widya ngomel 15 menit sepanjang jalan... wong waktunya mepet koq jalan kaki, kan jam 10.30 udah harus balik ke hotel, persiapan cek out.. kalau stay di Paris seminggu dua minggu sih gak masalah, mo jalan santai sesukanya, terserah....
Tapi biasalah, suami istri kalo gak ada debatnya, kurang bumbu....

Di Eiffel foto sebentar, langsung antri. Loket buka 9.30 pagi, sebaiknya sudah antri 30 menit sebelumnya. Enaknya lagi, sudah punya tiket bisa beli entah beli online/tempat lain. Yang udah reserved tiket, punya jalur khusus, jadi antri lebih pendek. Karena datang pagi, kami antri tidak terlalu lama. Kami membeli tiket untuk ke top. Harga tiket top & middle berbeda.

Jam 10.30 bersiap kembali ke hotel... Siap cek out... Going to bandara. Karena supir taxi sudah familiar dengan bandara. Kita bilang naik Turkish Airways, supir langsung tancap gas ke Terminal 1 Aerosports Paris (Charles de Gaulle International Airport/CDG). Btw, selain Charles de Gaulle International Airport ada bandara lain yaitu Orly International Airport.
Perjalanan ke bandara.... tes nyoba VW Caravell.. mobil keluarga impian mas Drajat, katanya buat jalan-jalan keluar kota nanti di Indonesia..he..he...

Bye bye Paris.. till meet u again...

Padahal, masih banyak tempat yang pengen dikunjungi. Misalnya saya pengen sekali foto di depan icon sekolah kuliner international "Le Cordon Bleu", gak sempat padahalnya jaraknya cuma beberapa blok dari hotel. Dan mas Drajat gak kesampean bisa ke "La Défense", pusat perkantoran, iconya para pekerja professional. Juga tidak sempat ke " Montparnasse" dimana kita bisa discover all of Paris in 360o.

Ternyata, kalau mau city tour, bisa takes time 1/2 hari untuk 1 spot object kunjungan. Visit 4 malam di Paris terasa tidak cukup. Kalau mau santai, mungkin bisa ambil vacation semingu-2 minggu...

Most of all... we have fun during this trip.. Alhamdulillah..



Beberapa catatan & kesan saya tentang Paris, diantaranya
1. It's a beautiful city, kota tua sentuhan kuno berbaur dengan modernisasi. Terlihat tata kota yang baik. Bangunan bersejarah tetap bertahan. Terlihat sekali kekuatan negara ini dari cara mereka bisa mempertahankan bangunan kuno mereka.

2. Tertib dan teratur

3. Self service
Jika belanja di supermarket, jangan harap barang belanja kita akan dimasukkan ke plastik oleh petugas. Kita sendiri yang akan masukkan sendiri. Cashier akan menunggu kita selesai packing, baru melayani pelanggan berikutnya.

Mc Donald's lebih sering ditemui dibanding KFC. Selesai makan di fast food restaurant, jangan lupa bereskan sendiri, masukkan sisa makanan ke tempat sampah yang sudah disiapkan (mirip di IKEA restaurant)

Jangan lupa selalu bilang "Merci" (thank you) bila setelah dilayani.

4. Effisien
Jangan heran melihat orang seliweran bawa troli, belum tentu itu turist. Troli populer untuk bawa barang ke kantor dan ada troli khusus untuk yang belanja ke supermarket. Jadi kelihatan perbedaan, penduduk lokal akan menarik troli, turis akan menenteng plastik belanjaan & air botol...he..he..

5. Paris enak buat jalan kaki. Orang Paris terbiasa jalan kaki bila tujuan antar blok. Pokoknya apa-apa jalan kaki atau naik sepeda (velib). No wonder orang Paris langsing-langsing.....

6. Sharing teman yang udah jalan ke Europe & Amerika, Paris termasuk murah.. jadi yang mo shooping... hayuuu, gak beda jauh dari KD.. dan ada tax refund buat tourist. Bila belanja min 175 Euro, on the same store, on the same day akan dapat tax refund 12 % (bila belanja di toko yang bekerja sama dengan tax refung provider, mis Global Blue, biasanya stiker provider akan terpampang di kaca etalase toko). Tax refund nanti diurus di bandara. Bisa pilih refund ke kartu kredit (bila yang belanja pakai kartu kredit) atau cash... pilih mana ???
Perbedaannya, bila refund ke kartu kredit maka uang refund akan masuk ke kartu kredit dalam 4 minggu dan dikonversi ke mata uang sesuai kartu kredit. Formulir tax refund yang sudah distamp petugas tinggal dimasukkan ke kotak pos (warna kuning) di depan loket.
Bila mau cash, silahkan antri kembali ke loket refund cash... 20 meter dari loket custom/tax refund. Nanti akan dapat uang cash langsung...



Kali ini kami lebih banyak sightseeing & foto-foto. Belanja juga sekedar souvenir khas Paris.

7. Jangan lengah terhadap copet
Walau termasuk negara maju, di beberapa tempat ditempel tanda "Beware of Pickpockets" alias hati-hati copet. Terutama di daerah ramai, seperti di dalam lift.

8.Jarang yang berbahasa Inggris, kecuali counter international, seperti bandara, Disneyland, dan Mc Donal's.


9. Orang French.. rapi, fashionable, jalannya cepat-cepat.. kita dilayani cashier yang cantik & ganteng-ganteng..


Okehhhh...mudahan sharing ini bisa bermanfaat...





Bacaan:

Tuesday, September 20, 2011

KBB # 25 Devonshire"Birthday Party" Tea



Mari kita rayakan ultah KBB ke-4 tahun ini dengan minum teh bareng ala Devonshire, yaitu sajian minum teh khas Inggris yang konon berasal dari daerah Devon, dimana scones disajikan bersama clotted cream dan selai.



Jadi tantangan kali ini adalah membuat scone yang bertekstur ringan dan tidak basah lalu dipresentasikan dengan penyajian "tea party". Hmmm seru juga.. mulai berpikir konsep foto nih...

Yuk kita kembali ke scone...
Jika bicara tentang scone, yang teringat adalah Raisin scone yang suka saya comot 1 kalau belanja di Sultan Center. Apalagi kalau kepengen makanan bertepung tapi bosen sama roti atau cake.. Maka jadilah scone ini sebagai pilihan. Sempat penasaran juga, gimana bikin scone ini jadi renyah.. Tilik-ditilik di list ingredient tercantum: tepung, butter, buttermilk, baking powder.. oh itu toh bahannya.. Eh ternyata angan-angan bikin scone tercapai dengan tibanya surat cinta tantangan kali ini... Sip..sip.. siap dilaksanakan...

Ini adalah cerita Scone ala Baking 911. Scones: If any breads deserve the name "quick," it's the English Scone.
Instead of sweet, scones can be savory: add some caraway seeds or chopped dill, etc. to the plain dough with a pinch of salt. Serve with sour cream or crème fraiche.
Scones have been described as smoother than an English muffin, heavier than a muffin, and thicker than a flat bread. When made, scones have some height from rising in the oven, though not as much as a biscuit, are lightly browned on the outside and cooked all the way through on the inside. When opened, they should be slightly crumbly, tender and almost cake-like or flaky depending on how they are made. They are served freshly baked, warm from the oven, with butter, lemon curd, cream, honey and/or jam. Scones are traditionally served at English Tea Time, but in America they are served at any time during the day.

Jadi scone harus renyah, cukup mengembang walau tidak terlalu banyak, dan yang paling penting matang keseluruhannya..

Setelah browsing di sana-sini, akhirnya pilihan jatuh pada resep ini:
Basic Raisin Scone Recipe
(By: The California Culinary Academy )
Makes 18 - 24

3 1/2 cups all-purpose flour
2 tablespoons cream of tartar
2 teaspoons baking soda
1/2 teaspoon salt
1/3 cup sugar
3/4 cup unsalted butter, cold
1/2 cup buttermilk, cold
2 large eggs
1-1/4 cups raisins, currants or dried cranberries (can be mixed)

1. Preheat oven to 375 degrees F. In a large bowl combine flour, cream of tartar, baking soda, salt, and sugar.
2. Cut in butter until mixture resembles fine crumbs.
3. Mix together buttermilk and eggs. Add to dry ingredients, mixing to form a soft dough. Stir in raisins.
4. Knead dough on a floured surface several times.
5. Pat out dough 1 inch thick. Cut into desired shapes and place on ungreased baking sheets.
6. Bake until golden brown (15 to 20 minutes).

Makes 18 to 24.

Place scones 1-1/2 to 2 inches apart on baking sheets. Bake in a preheated 375 degrees F oven until golden brown (20 to 25 minutes).
—————
Notes: You can make scones in any size or shape you wish -- circles, squares, triangles, hearts, crescents, stars. They're delicious as "sandwiches" filled with thinly sliced ham.

Per serving: 191 Calories; 8g Fat (35% calories from fat); 3g Protein; 28g Carbohydrate; 37mg Cholesterol; 262mg Sodium; 2 grams fiber



Ternyata bikin scone... guampang.. & cepat. Hayo atuh dicoba... Tapi ada hal penting yang perlu diingat dalam pembuatan scone agar renyah: gunakan prinsip pembuatan crust pie, yaitu: gunakan butter dingin, cairan dingin, hindari pengulenan lama dengan tangan. Sebaiknya gunakan pisau pastry (pastry cutter) (liat foto step by step) atau jika tidak punya bisa gunakan 2 pisau untuk mencampur butter & tepung. Kuncinya handling secara minim. Juga ada tip saat mencetak, cutter cukup ditekan langsung ke bawah, cutter tidak perlu diputar-putar. Tips lengkapnya bisa dilihat di Baking 911. Jika ada adonan mengantri untuk dipanggang, bisa disimpan di kulkas dahulu. Jadi prinsipnya sangat bertolak belakang dengan pembuatan cake yang semua bahan harus suhu ruang.


Karena baking powder digunakan sebagai bahan utama pengembang, scone biasanya cenderung agak pahit, begitu juga scone yang biasa saya beli di Sultan Center. Raisin scone resep di atas has less bitterness.

Untuk yang diet rendah garam/sodium (hipertensi), perlu memperhatikan jumlah total sodium dari baking powder & baking soda yang digunakan.

Nah... selamat berscone ria..





Thursday, September 8, 2011

Tumpeng Barbie & Tumpeng Kuwait Tower

Tumpeng menjadi icon makanan khas Indonesia. Tumpeng mempunyai makna & pakem tertentu. Ingin tahu...????? Bisa baca-baca artikel NCC berikut di sini. Akan tetapi sekarang kita sering melihat, tumpeng aneka kreasi, seperti tumpeng Barbie & tumpeng Kuwait Tower di bawah ini. Kedua tumpeng ini ikut memeriahkan stand Indonesia di acara International Day sekolah anak-anak, English School Fahaheel bulan April lalu.


(Photo courtesy of Dudi Mulyadi & Menti Russiantini via Facebook)



(Photo courtesy of Dudi Mulyadi & Menti Russiantini via Facebook)



(Photo courtesy of Dudi Mulyadi & Menti Russiantini via Facebook)


Resep nasi kuning menggunakan resep NCC, sedangkan resep lauk pauk menggunakan resep pribadi yang belum ada standar ukurannya.

Berikut resep Nasi Kuning Bu Fatmah

Bahan :
800 gr beras putih
200 gr beras ketan
1200 mL santan
1 sdm kunyit halus
2 sdm garam
4 lbr daun salam
1 lbr daun pandan
2 btg sereh
1 sdm air jeruk nipis.

Cara Membuat :
1. Campur beras dan beras ketan, cuci bersih tiriskan, kukus.
2. Sementara itu campur kunyit dan santan, saring, buang ampas kunyit. Masak bersama daun salam, pandan dan sereh. Tambahkan garam. Masak terus hingga mendidih. Matikan api.
3. Masukkan beras yg masih panas kedalam santan, aduk rata. Biarkan hingga santan terserap habis, dan beras menjadi aron. Tuangi air jeruk nipis. Aduk rata.
4. Kukus beras aron selama 20 menit, angkat.
5. Cetak

Tumpeng Barbie & tumpeng Kuwait Tower ini menggunakan nasi kuning sebanyak 2.5x resep di atas.

Untuk hygiene makanan, selalu gunakan sarung tangan plastik saat menyusun & membentuk tumpeng. Dan untuk mencegah kontaminasi selama perjalanan, tumpeng yang telah jadi ditutup dengan plastik yang diberi lubang untuk ventilasi uap makanan.