Thursday, March 15, 2012

KBB # 28 Torta Pasqualina (Savoury Cake)

Sebelum surat cinta beredar, di milist kita rame tebak-tebakan apa gerangan tantangan bulan ini. Clue-nya sih cake pake sayur. Ada yang nebak: quiche, red velvet cake, carrot cake....
Eh..ternyata judul tantangannya: "Torta Pasqualina"..twink..twink...pada kaget & bingung.. Mahluk apa pula ini ?????





"Torta Pasqualina"..hmmm sounds weird... Mana ingredientnya aneh-aneh & muahal pisan.: swiss chard (silverbeet), ricotta cheese, marjoram, parmesan cheese...Trus, instruksi kerjanya seperti membingungkan..
That's KBB..kalo gak menantang, bukan Klub Berani Baking namanya..he..he..




Apa itu "Torta Pasqualina" ????
Torta Pasqualina adalah istilah dalam bahasa Italia yang secara harfiah berarti Kue Paskah. Merupakan hidangan khas Paskah dari Piemonte dan Liguria. Adonannya merupakan adonan berlapis, sedikit seperti 'adonan fillo',tapi lebih tebal dan disebut 'pasta matta' (=crazy dough). Kue yangberasal dari Liguria ini mengandung keju lokal “Prescinseua” yang hanya dapat ditemukan di Liguria. Kejunya sangat creamy, lembut dan sedikit asam. Jika tidak memungkinkan menemukan Prescinseau di tempat anda, bisa
disubtitusi dengan ricotta yang sangat lembut atau ricotta biasa dengan tambahan sedikit susu.

(Dari email milist KBB)

Nah coba deh tengok resep & instruksinya, dijamin sempet binun..ha..ha..

Torta Pasqualina
Source: Old Time Cooking Recipes

Ingredients:
DOUGH:
600 g (1 lb 5 oz) white flour
6 Tbs olive oil
a pinch of salt

FILLING:
1 kg (2 lb) Swiss chard (silver beet) or spinach
400 g (0.9 lb) cottage cheese/ricotta cheese
100 g (3.5 oz) parmesan
10 eggs
2 teaspoons marjoram, chopped
2 teaspoons parsley, chopped
garlic, minced (optional)
olive oil
salt, pepper

Preparation:
1. DOUGH:
-Combine flour, oil, a pinch of salt and enough cold water to make a medium soft dough.
-Knead well for 10 minutes or until the dough becomes elastic.
-Divide the dough into 14 balls.
-Cover with cloth and let stand for about 1 hour.

2. FILLING:
-Clean, wash and dry the Swiss chard.
-Place in a saucepan with little boiling water and cook at high heat until wilted.
-Cool, then squeeze out excess liquid and chop finely.
-Add 50 g (1.7 oz) parmesan cheese, marjoram, parsley, garlic and 2 eggs. Season with salt and pepper.

3. Oil a round shallow oven dish, 9 inches (22 cm) in diameter.
4. Flatten each piece of dough, one at a time, making each a very thin disk, larger than the baking pan you are going to use.
5. Lay the pastry on the oven dish, allowing it to flow over the edges. Oil it lightly.
6. Place another disk over it and repeat until you have used 7 disks.
7. Spread the Swiss chard stuffing over the dough, and then spread the cottage cheese over the greens level with a knife.
8. Make 8 small cavities. Pour a raw egg into each cavity and sprinkle each with salt, pepper and remaining parmesan cheese.
9. Cover the whole lot with the same number of pastry sheets, each brushed with oil.
10. Pinch the borders and trim the excess dough, prick the top of the pie in a few places and then brush with oil.
11. Bake for 1 hour in 190 C (375 F) oven. Allow to rest before removing from the cake tin

Untuk mentranslate instruksi kerja ini, kembali milist rame dengan temuan link-link pembuatan Torta Pasqualina ini..Nah, ini yang saya kerjakan:

Bahan:


Langkah kerja:


Olala..ternyata kayak pie, mirip-mirip quiche...Hanya saja Torta Pasqualina ini crustnnya pake lemparan pastry tipis yang ditumpuk beberapa lapis dan diisi sayuran. Makanya disebut torta/tart/cake.

Terus terang setelah icip, this torta is not my kind of food..alias gak doyan. Ntah kenapa, padahal udah pake parmesan cheese yg eunakk. Tapi tetep aja gak doyan.. dasar selera kampung he..he..

But, at least banyak hal yang diambil dari tantangan kali ini. Diantaranya: jadi tahu rasa chard, rasanya kayak bayam cuma menurut lidahku terasa lebih asin dari bayam biasa. Tahu rasa ricotta cheese, keju muda yang terkenal di Italia sono...rasanya tawar. Lalu tau rasa marjoram, rasanya mirip-mirip daun kemangi..

Nah yang paling banyak hikmahnya...bisa membuat lapisan tipis, layaknya fillo pastry.
Triksnya adalah:
1. Adonan yang sudah dibuat 14 bola, saya letakkan dalam baskom/mangkuk besar, lalu ditutup dengan serbet lembab. Ini menjaga adonan tetap lembab & lentur saat digilas.
2. Jangan lupa, bola-bola didiamkan setidaknya 1 jam.
3. Saat menggilas saya menggunakan pastry mat (Wilton) sebagai alas.
Nah ini yang paling seru.....saat digilas, alas ditabur sedikit tepung. Lalu digilas dengan posisi yang selalu dipindah-pindah, diputar 90 derajat atau dibolak-balik pada setiap gilasan.
Menggilas tidak perlu terlalu semangat & ditekan-tekan. Ini naluri kita jika ingin membuat lapisan tipis & lebar. Tekanan keras akan menyebabkan lembaran lengket di alas & robek saat akan dilepas.
Bila lapisan sudah cukup lebar mendekati ukuran loyang (saya pakai loyang pie bongkar pasang ukuran diameter 8 inc). Lapisan dilebarkan dengan tangan, seperti layaknya abang-abang martabak telur melebarkan adonannya. Atau seperti lomba melebarkan pizza dough (walau gak pake gaya terbang-terbang..he..he...)

Setelah menggilas 14 lembaran, saya jadi appreciate banget sama pembuat Baklava (Middle East sweets). Koq bisanya bikin fillo pastry super tipis & super lebar...hmmmm..Coba deh liat loyang Baklava..mungkin ukurannya 3x nampah tumpeng...wah..wah..heubattt...


Monday, January 30, 2012

KBB # 27 Fortune Cookie

Coba deh tanyakan seseorang tentang Fortune Cookie... Kebanyakan jawaban pertamanya adalah: "Itu kan makanan khas dari Cina !!!"



Eits... ternyata salah.. Nah, untung ikutan KBB, jadi tahu sejarahnya Fortune Cookie..



Yang benar adalah ini:
Fortune Cookie atau Kue Keberuntungan adalah sebuah kue yang tipis dan renyah, yang berisi sepotong kertas dengan kata-kata yang berisi petuah atau ramalan. Meskipun biasanya disebut sebagai kue keberuntungan Tionghoa, kue ini sesungguhnya diciptakan pertama kali di California, Amerika Serikat, dan bukan di Tiongkok.

Fortune Cookie banyak dijumpai di restoran China di Amerika. Disajikan setelah selesai makan oleh pelayan restoran sambil menyodorkan bill (rekening). Tidak hanya saat Tahun Baru Imlek, tapi sepanjang tahun. Fortune cookie adalah kue yang mungil dan renyah. Bahannya mirip bahan kue "semprong" tapi tidak gampang hancur. Mengapa diberi nama kue keberuntungan? Karena di dalam Fortune Cookie yang berukuran kecil dan teksturnya renyah ini akan ditemukan pesan `keberuntungan' yang ditulis di secarik kertas putih. Isi tulisan tersebut beragam. Ada yang isinya sekumpulan angka (siapa tahu bisa menang lotere), atau pesan-pesan asmara. Namun, kebanyakan isinya adalah petuah-petuah bijak dari negeri Tiongkok.

Menurut sejarah, Fortune Cookies berasal dari San Fransisco. Kue ini ditemukan oleh Makoto Hagiwara, keluarga asal Jepang pemilik Japanese Tea Garden di Golden Gate Park, San Fransisco, pada tahun 1909. Sempat ada orang lain yang mengklaim sebagai penemunya. Namanya David Jung; pendiri Hong Kong Noodle Company di Los Angeles. Namun, setelah melalui proses persidangan, pengadilan memutuskan bahwa Hagiwara-lah penemu yang sah.

Tak perlu terlalu serius menanggapi pesan dalam kue. Ada beberapa variasi `permainan' dalam mengonsumsi kue ini . Ada yang menganggap kue harus dimakan sampai habis agar keberuntungan terwujud, dan sebaliknya, kue tidak usah dimakan jika pesan di dalamnya tidak berisi keberuntungan. Itu bagi orang yang berpendapat bahwa pesan harus dibaca sebelum kue dimakan. Namun, ada pula yang menganggap kue harus dihabiskan dulu sebelum pesan dibaca.

(Dikutip dari email surat Tantangan KBB # 27: Fortune Cookie)

Gimana cara bikinnya ? Susah ya ???
Tidak, asal kita tahu tips & tricksnya.

Yuk, kita tengok resepnya...

Fortune Cookie
Source: http://chinesefood.about.com

Fortune cookies can be tricky to make - it's important to make sure that the cookie batter is spread out evenly on the baking sheet. Instead of using the back of a wooden spoon to spread the batter, it's better to gently tilt the baking sheet back and forth as needed. Wearing cotton gloves makes it easier to handle and shape the hot cookies. This fortune cookie recipe makes about 10 cookies.

Prep Time: 15 minutes
Cook Time: 15 minutes
Total Time: 30 minutes

Ingredients:
2 large egg whites
1/2 teaspoon pure vanilla extract
1/2 teaspoon pure almond extract
3 tablespoons vegetable oil
8 tablespoons all-purpose flour
1 1/2 teaspoons cornstarch
1/4 teaspoon salt
8 tablespoons granulated sugar
3 teaspoons water

Preparation:
1. Write fortunes on pieces of paper that are 3 1/2 inches long and 1/2 inch wide. Preheat oven to 300 degrees Fahrenheit. Grease 2 9-X-13 inch baking sheets.

2. In a medium bowl, lightly beat the egg white, vanilla extract, almond extract and vegetable oil until frothy, but not stiff.

3. Sift the flour, cornstarch, salt and sugar into a separate bowl. Stir the water into the flour mixture.

4. Add the flour into the egg white mixture and stir until you have a smooth batter. The batter should not be runny, but should drop easily off a wooden spoon.
Note: if you want to dye the fortune cookies, add the food coloring at this point, stirring it into the batter. For example, I used 1/2 teaspoon green food coloring to make green fortune cookies.

5. Place level tablespoons of batter onto the cookie sheet, spacing them at least 3 inches apart. Gently tilt the baking sheet back and forth and from side to side so that each tablespoon of batter forms into a circle 4 inches in diameter.

6. Bake until the outer 1/2-inch of each cookie turns golden brown and they are easy to remove from the baking sheet with a spatula (14 - 15 minutes).

7. Working quickly, remove the cookie with a spatula and flip it over in your hand. Place a fortune in the middle of a cookie. To form the fortune cookie shape, fold the cookie in half, then gently pull the edges downward over the rim of a glass, wooden spoon or the edge of a muffin tin. Place the finished cookie in the cup of the muffin tin so that it keeps its shape. Continue with the rest of the cookies




Tips & tricks dari Widya:
1. Tuang 1 sdm adonan ke loyang yang dialas lapisan anti lengket (Widya: menggunakan lapisan silikon anti lengket yang diolesi butter tipis-tipis. Pengolesan butter ini hanya pada awal pemanggangan saja). Adonan dilebarkan dengan punggung sendok hingga berbentuk bulatan berdiamater ± 10 cm.
2. Panggang adonan hingga pinggirnya berwarna golden brown, keluarkan dari oven. Segera angkat dengan spatula, lalu masukkan fortune paper (pesan), lipat, keratkan pinggir cookie dengan cara ditekan-tekan, segera tekuk bagian tengah dengan pinggir mangkuk, tahan hingga lekukan kaku dan cookie mengeras.(Step ini harus dilakukan dengan cepat, disaat cookie masih panas). Bila tidak, cookie akan mengeras & patah.
3. Saya dapat memanggang max hingga 4 cookies setiap batch panggang. Ambil satu persatu cookie yang sudah matang, segera dibentuk.

Nah, selamat mencoba... You write your own fortune...

Saturday, November 26, 2011

KBB # 26 Panettone (traditional Italian christmas bread)

Liburan mudik 3 minggu sudah selesai. Sekarang saatnya kembali berusaha mengumpulkan mood baking. Posisi harus tenang lahir & bathin, gak bisa grasak-grusuk. Hi..hi...waktu udah mepet untuk batas akhir penyetoran...Yuk ahhh mulai dikerjakan PR KBBnya.

Tantangan bulan ini sesuai kurikulum, adalah Italian bread, tepatnya Panettone, roti khas sajian Natal.





Saya ingat sekali pernah makan roti Pannetone ini menjelang Natal 2 tahun lalu. Waktu belanja di Sultan Al Kout (SPM), saya tertarik dengan roti dalam kemasan unik ini. Roti Panettone ini hanya muncul disaat menjelang Natal. Rasanya seperti fruit cake yang kaya rasa rempah dan buah. Cuma ini roti, bukan cake. Kalau mau lihat packingnya, seperti ini:



(Image: from Bauli)

Panettone ini termasuk rich yeast dough, artinya mengandung lemak, gula, atau bahkan telur yang cukup banyak. Jika dibandingkan dengan roti tawar biasa, Panettone ini akan terasa lebih empuk, seperti halnya Brioche.

Resep dalam bahasa Inggris
Panettone (traditional Italian christmas bread)
Source: The Worldwide Gourmet

Ingredients
- 1 1/2 cakes of fresh baker's yeast (Widya note: 1 cake = 1 sachet or 7 gram instant dry yeast, source: Joy of Cooking book)
- 65 ml (1/4 cup) sugar
- 6 tbsp. warm water (Widya: use fresh milk)
- 6 egg yolks
- Finely grated zest of 1 lemon
- A pinch of salt
- 500-750 ml (2-3 cups) flour (Widya: bread flour)
- 100 ml (6 tbsp.) diced candied peel (Widya: use mix fruit)
- 100 g (6 tbsp.) + 2 tbsp.butter
- 4 tbsp. sultanas
- 4 tbsp. currants (Widya: use dry cranberry)
- 1 tsp. vanilla

Method
Sprinkle 1 tbsp. granulated sugar and the yeast over the warm milk and let sit 3 minutes; mix and let rest in a warm draft-free place (e.g., a warm oven that has been turned off) until the mixture has doubled in volume, approximately 5 minutes;

Pour the mixture into a bowl, add in the egg yolks, vanilla, lemon zest, salt and remaining sugar;

Gradually mix in 500 ml (2 c.) of the flour by hand until a smooth consistency is attained - the dough should easily come together into a ball;

Gradually add the butter cut into small dice and beat until the dough becomes smoother and more elastic;

Add 125 to 250 ml (1/2 to 1 c.) more flour until the dough is firm and silky but not sticky;

Place the ball onto a lightly floured surface. Knead the dough for approximately 10 minutes. When the dough is smooth and shiny, place into a buttered bowl; dust lightly with flour, cover with a kitchen towel and place in a warm draft-free place for about 45 minutes until doubled in volume;

Punch down the dough firmly with your fist and flatten it out in the bowl; add the candied lemon peel, raisins and currants and knead until well distributed but without working the dough more than necessary;

Line a large bread pan with brown paper that has been well buttered on both sides; place the dough in the pan and trace a cross on top;

Cover with buttered paper and let rise again in a warm place for 15 minutes;
remove the paper from the top; brush the top with softened butter.

Baking
Preheat the oven to 200°C (400° F);
place the bread pan on the middle rack of the oven and bake for 10 minutes;

Reduce the oven temperature to 160° C (350° F) and continue baking for another 30 to 40 minutes, brushing again with melted butter; the bread is done when the surface is golden and crispy;

Remove from the oven; remove the paper and let cool for 15 minutes before unmolding.


Resep dalam bahasa Indonesia
Panettone (traditional Italian christmas bread)
Source: The Worldwide Gourmet

Bahan :
1 ½ cakes of fresh bakers yeast (ragi)(Widya note: 1 cake = 1 sachet or 7 gram instant dry yeast, source: Joy of Cooking book)
65 ml (1/4 cup) gula
6 tbsp air hangat (Widya: fresh milk)
6 kuning telur
Lemon zest dari 1 buah lemon
Sejumput garam
500-750 ml (2-3 cups) tepung terigu (Widya: bread flour)
100 ml (6 sdm) potongan candied peel (Widya: pakai mix fruit)
100 gr (6 sdm) + 2 sdm butter/mentega
4 sdm sultana
4 sdm currant (beri berian :P)(Widya: pakai dry cranberry)
1 sdt vanilla


Cara Membuat :
Masukan 1 sdm gula dan ragi kedalam susu hangat, diamkan selama 3 menit. Kemudian mix dan istirahatkan ditempat yang kering dan hangat (contoh diatas oven yang sebelumnya telah dipanaskan) sampai volume campuran menjadi 2 kali lipatnya, kurang lebih 5 menit.

Masukan campuran tersebut kedalam mangkuk, tambahkan kuning telur, vanilla, parutan kulit lemon, garam dan sisa gula. Campur 500 ml (2 cup) tepung terigu secara bertahap sampai lembut ditangan dan adonan dapat dibulatkan. Kemudian campurkan potongan butter sedikit demi sedikit sampai adonan menjadi lebih lembut dan lebih elastis.

Campur 125 hingga 250 ml (1/2 hingga 1 cup) terigu sampai adonan lebih kokoh, lembut dan tidak lengket.

Letakan adonan diatas meja kerja yang telah di taburi sedikit terigu. Uleni adonan kurang lebih 10 menit. Setelah adonan lebih lembut masukan kedalam wadah yang telah di olesi butter, taburi dengan sedikit tepung terigu tutup dengan kain dan letakan ditempat yang kering kurang lebih selama 45 menit sampai adonan bertambah volumenya dua kali lipat.

Kempiskan adonan, tambakan candied lemon peel, kismis dan currants kemudian uleni sampai semuanya tercampur rata.

Taruh kertas roti yang telah di olesi butter dua sisinya dalam loyang besar, masukan adonan dan beri jejak (torehan) diatasnya. Tutup dengan kertas yang telah diolesi butter dan diamkan selama 15 menit di tempat hangat sampai adonan mengembang, Angkat kertas dari atas adonan dan oleskan butter diatas adonan tersebut.

Panaskan oven dengan suhu 200 derajat celcius (400 derajat F), taruh loyang yang telah berisi adonan dalam oven dan panggang kurang lebih 10 menit, turunkan suhu oven ke 160 derajat celcius (350 derajat F) dan panggang lagi selama 30 sampat 40 menit, oleskan adonan roti dengan lelehan butter, roti akan matang setelah bagian atasnya berubah menjadi keemasan dan krispy.

Angkat dari oven dan biarkan selama 15 menit kemudian keluarkan dari loyang.



Nah ini penampakan Panettone fresh from the oven..



Catatan tambahan dari Widya:
- Campuran sultana, mix fruit, dry cranberry, lemon zest direndam dengan orange juice yang dipanaskan. Setelah dingin, tutup, lalu biarkan semalaman di kulkas, lalu ditiriskan. Hal ini membuat roti lebih moist. (Seperti pada buku: Professional Baking, Wayne Gisslen, hal 192)
- Penambahan tepung terigu, jangan sekaligus 3 cup. Tahap pertama cukup 2 cup. Dirasakan saat menguleni, apakah tepung sudah cukup atau belum. Bila terasa masih lembek, dan lengket, baru tambahkan tepung sedikit demi sedikit. Ngulein awal pakai tangan, lalu pake mixer heavy duty, dilanjutkan pake tangan lagi sampai elastis.
- Rasa menurutku kurang manis, kurang rempah. Kayaknya perlu ditambahin lemon zest dan jangan takut menambahkan garam untuk buat ngimbangi rasa 6 kuning telur.
- Rasa segar Panettone didapat dari campuran buah kering.Rasa rempahnya tidak terlalu kental seperti panettone merk Bauli yang pernah saya beli. Mungkin karena tidak pakai rempah misalnya: pala, cengkeh, kayu manis dan bubuk rempah lainnya.

Panettone ini siap diwrap menjadi bingkisan, layaknya hidangan di hari Natal. Cantik kan ??? Siapa yang bakal menolak...



Sunday, October 2, 2011

Paris in Photographs

City of Beauty

















Inside Musée du Louvre









Old City







Locked Love in Paris

Friday, September 30, 2011

Paris




Kira-kira 5 tahun yang lalu, saya dapat tugas untuk membuat list 10 impian & membuat dream book yang berisi kumpulan gambar-gambar impian. Diantaranya saya menulis: "Membawa Shifa ke Disneyland" & "menempel gambar pemandangan Eiffel tower dari sebuah jendela hotel"..Padahal waktu itu gak tau gimana caranya ke Disneyland & bisa punya view Eiffel tower..It's just a nice picture in my mind. "Membayangkan akan bahagianya Shifa jika bisa ke Disneyland " & "how romantic it would be if I wake up in the morning, and see the Eiffel tower from my window"... ternyata: "Dreams come true"... Alhamdulillah..."so keep on dreaming & don't let your dream died..., you'd never know someday..."



Sebenarnya perjalanan ini bisa dibilang tidak disengaja. Kita yang boring hampir 2 tahun tidak pulang liburan ke Indonesia merasa super jenuh, super saturated. Shifa Naila juga bete 3 bulan liburan doing noting, except "playing game". Kalo boleh mengutip istilah mba Susy, 2 tahun di kuwait udah bisa dibilang khatam. Hiburannya gak jauh dari mall ke mall. Jumlah mall juga tidak banyak. Apalagi summer begini suhu siang bisa 45oC. Banyak yang kabur dari Kuwait, ntah mudik atau liburan. Jadi, kita juga mulai pengen gak cuma keluar pintu rumah, tapi pengen keluar pintu bandara kuwait...ha..ha...

Mulailah browsing ke Turki..memanfaatkan liburan lebaran. Ternyata tiket mahal, mana udah mepet lagi... Lalu coba browsing ke Europe.. tiket jadi murah, kalo kita geser hari sedikit.. Lalu mulai cari tahi info tentang Schengen Visa (Visa Uni Eropa). Mas Drajat lagi gak pengen ngurus sendiri ke Embassy, pasti butuh waktu. Maka kami memutuskan menggunakan agen Al Qabas. Oh.. ternyata Al Qabas cuma mengurus Visa 3 negara tujuan, yaitu Germany, Italy, French. Setelah dipikir-pikir, mending ke Paris. Satu tujuan kota Paris saja sudah bisa muter-muter keliling kota, banyak object tourist. Akhirnya diputuskan ke French saja.

Urus-diurus, ternyata simpel:
1. Booking hotel. Kami suka pake Booking.com
2. Booking tiket pesawat. Kami malah gak cuma booking, langsung bayar.. sangking pedenya bisa ke Europe. Kami pakai Turkish Airline. Referensi seorang teman dekat, makanannya enak.
3. Lengkapi dokumen keperluan Visa
4. Serahkan ke Al Qabbas. Visa kami selesai dalam 9 hari kalender. Dapat sms dan bisa track visa status secara on line. Normalnya 2 minggu. Tapi kata petugasnya kalau peak season bisa lebih dari 2 minggu.
5. Kepastian Visa sudah ada, kami mulai persiapan. Diantaranya pakaian, makanan, obat-obatan, dokumentasi, dan yang pasti uang saku.

Persiapan setelah Schengen Visa keluar
1. Pakaian
Ke Europe, kita perlu tahu weather saat itu, apakah perlu jaket/sweater/payung/dll. Untuk akhir september ini suhu Paris max 24oC min 12oC (untuk rujukan bisa dilihat di Wikitravel). Jadi kami bawa jaket & payung buat jaga-jaga.

2. Makanan
Sebagai orang Indonesia tulen, saya tetep harus makan nasi walaupun cuma sedikit, biar perut tetap bersahabat. Buat jaga-jaga, saya bawa beras, rendang, kecap, ceres, mie, quaker oats, gula merah. Bisa juga ditambahkan minyak, garam, gula, teh, selai. Semua jumlah secukupnya saja. Yang lain, kayak telur, roti, butter, pasta, pasta sauce, buah bisa beli di sana.

3. Obat
Bawa termometer anak-anak, obat turun panas, minyak kayu putih (dasar orang Asia, siapa tau masuk angin..he..he..), obat mas Drajat.

4. Penginapan
Kami lebih prefer memilih aparthotel. Hotel semi apartemen. Ada dapur, kichenette (panci, piring, mangkuk, gelas, pisau, sendok, talenan, teko elektrik), microwave, dishwasher, setrika & papan. Anak-anak juga belum bisa tidur terpisah jika menginap di hotel. Maka jadilah Adagio Paris Tour Eiffel ini sebagai pilihan (sekitar 2 km dari Eiffel tower, 8 menit naik mobil, 20 menit jalan kaki).. Ternyata setelah ngintip di blog Mba Susy, pilihan kita sama ya mba..
Kalo buat kami, hotel ini pas.. memadai untuk kebutuhan kami, supermarket Monoprix (300 meter, 3 menit jalan kaki), Mc Donal's (450 meter, 5 menit jalan kaki) bisa internet Wifi, toko elektronik Darty (450 meter, 5 menit jalan kaki), ada restaurant Sushi & laundry, pangkalan taxi sebelah Mc D. Kami ternyata telat sadar kalau di hotel ada fasilitas internet..setelah balik ke kuwait baru tahu ternyata ada, dengan biaya tambahan. Tapi bagus juga sih... kalo tau ada, Shifa pasti minta main game online terus..

5. Tukar uang Euro
Untuk pecahan besar 100 & 50 kami tukar di Al Muzaini, Fahaheel. Untuk pecahan 20, 10, 5 Euro kami tukar di counter money changer di Fahaheel Bazar.

6. Dan lain-lain
- Kompas penunjuk arah kiblat.
- Universal adapter untuk koneksi peralatan elektronik: laptop, hp, camera, handycam.
(bahasa awamnya colokan listrik dari 3 ke 2 atau sebaliknya)


Ready to go....
Hari ke-1 (Flight & Paris City Tour)
Penerbangan dari kuwait subuh, transit di Istanbul gak sempet liat-liat di duty free soalnya sibuk nyari gate keberangkatan ke Paris, ternyata agak diujung. Lalu boarding...
Wah naik Turkish Airline tujuan Europe lebih bagus.. makanan lebih enak, seat juga nyaman. Baru kali ini nyoba pesawat ada forward & down camera, jadi bisa liat gimana pemandangan layaknya pilot melihat ke depan dan pemandangan landasan pacu pesawat saat take off.. ih norak ya...gpp. Namanya juga baru nyoba.

Jam 1 siang tiba di Paris, naik taxi ke hotel. Biaya 50 Euro, lumayan juga... seneng lihat pemandangan hijau, sejuk, tertib yang berbeda dengan Kuwait... kata Naila: aku suka Paris...kalo Kuwait cuma desert aja...

Setelah cek in, kita naik taxi ke Eiffel tower. Sampai di Eiffel, kita langsung ke pangkalan bus hop on hop off (double dekker). Beli tiket Paris L'Open Tour, termasuk paket Seine River cruise. Mulailah kami sigtseeing dengan rute Paris Grand Tour. Dimulai dari Tour Eiffel,Hôtel des Invalides, Esplanade des Invalides, Concorde - Royale, Madeleine, Opéra - 4 septembre, Musée du Louvre, Pont Neuf - Quai des Orfévres, Notre Dame, Concorde, La Boétie - Champs-Elysées, Charles de Gaulle-Etoile (The Arch of Triumph), Trocadero Square, berakhir di Eiffel tower.... wow...Paris, a beautiful city...
Setelah itu kami kembali ke hotel naik taxi.

Ada hal yang perlu diingat tentang transportasi
1. Cegat taxi dipangkalan, bukan di sembarang tempat.
Kita tidak bisa langsung buka pintu taxi, sampai supir taxi setuju dengan rute & jumlah penumpang. Karena jarang yang berbahasa Inggris, lebih baik kita sudah menulis tujuan/alamat hotel/tunjukkan peta. Lalu supir akan menghitung jumlah penumpang. Biasanya max 4 akan langsung disetujui. Bila lebih dari 4, penumpang ke-5 akan dapat charge tambahan. Dan jangan langsung duduk di depan/samping supir, hingga kita dapat komando untuk boleh duduk di samping supir.

Tarif taxi sangat standar. Biasanya mereka sudah dilengkapi GPS. Tarif awal 2.3 Euro, lalu bila berhenti sampai tujuan, akan ada biaya tambahan lain.
Taxi juga biasanya menolak jika tujuan terlalu dekat. Dan taxi lebih banyak dipusat kota Paris, daerah banyak turis. Jika sudah di luar jalan Périphérique (lingkar luar), taxi akan langka.. jadi jangan main jauh-jauh kalau masih mengandalkan taxi.

Kami belum berani naik bus, maupun naik kereta bawah tanah Metro & RER karena belum pahan rute takut nyasar. Dan kata Mba Retno, kalau kita salah jalur bisa kena denda. Kami hanya berani naik RER 1 x saat akan ke Disneyland.

2. Hop on hop off bus
Bus double dekker untuk turis. Ada Paris L'Open Tour (warna kuning) dan ada Les Cars Rouges (warna merah). Kami memilih bus kuning karena menurut menurut review di Tripadvisor, frekwensi bus kuning ini lebih sering. Bus double dekker ini juga dilengkapi dengan audio tour guide dalam berbagai bahasa.
Seperti halnya taxi, naik bus ini di pangkalannya yang ada rambu stationnya. Naik dari pintu depan, turun dari pintu tengah. Dan sabar menanti, supir akan melayani penumpang pembeli tiket satu persatu.
Di depan bus ada label hijau/kuning/merah/biru, sesuai rute.



Hari ke-2 (Seine River cruise & Champs-Elysées)
Karena datang ke musium Louvre kesiangan, antrian sudah panjang, kami menyerah. Ganti haluan ke Seine River cruise, naik bus kuning, turun di Pont Neuf,jalan sedikit ke pangkalan Seine River cruise (pengelola: Batobus).




Lalu dilanjutkan ke Champs-Elysées. Makan Margarita Pizza.. Hmmm crust pizzanya soft, crips, so yummy.. the best we ever taste.

Kemudian pulang mampir ke supermarket Monoprix deket hotel. Beli jeruk, apel, pepaya brazil, roti, butter, telur, gula, minyak, dan air minum. Gak nemu timun, tapi banyak tersedia lettuce yang sudah dicuci, dipotong, dimasukan plastik, siap makan. Di lantai atas perasan jeruk dan adapter untuk koneksi peralatan elektronik: laptop, hp, camera, handycam.

Sore, mulai masak nasi.
Masak kali ini tidak pake rice cooker, pake cara aron kayak jaman dulu. Caranya: setelah beras dicuci, diberi air hingga ketinggian 1 ruas jari. Lalu masak dengan panci tertutup dengan api sedang-besar hingga tutup panci terangkat oleh uap. Buka tutup sebentar awal api besar hingga uap keluar. Tutup panci kembali, masak dengan api kecil hingga nasi matang. Panci dasarnya tebal bagus untuk aron nasi, nasi tidak gosong.




Hari ke-3 (Musium Louvre & Louis Vuitton)
Pagi langsung ke Louvre. Louvre merupakan musium dengan koleksi terlengkap dunia. Hasil para maestro dunia dan peninggalan sejarah terkenal disimpan di sini. Untuk masuk ke Louvre, kami antri sebentar di depan pyramid untuk periksaan tas, lalu turun ke bawah untuk mengambil brosur dan membeli tiket di mesin otomatis. Harga tiket 10 Euro/orang. Untuk mempelajari denah musium, kami duduk sebentar di Paul Cafe. Kami memberi kesempatan Shifa & Naila memutuskan, apa saja yang akan dilihat. Karena kalau tidak punya arah tujuan, kita akan cape muter-muter. Shifa memutuskan diantaranya mau melihat lukisan Monalisa, patung Aphrodite.



Setelah 3 jam berputar & berfoto di sekitar Louvre, kami memutuskan sore ini untuk membeli souvenir. Karena tidak mau jauh-jauh, kami mampir di sekitar Notre Dame untuk membeli oleh-oleh.. Ternyata mulai cape, kembali ke hotel.. istirahat sebentar, mandi, pengen jalan lagi... Tujuan berikutnya: Louis Vuitton... ini titipan special dari seorang teman dekat. Siap mengantri... eh ternyata pas giliran kita, petugas datang.. said "We're close, come again tomorrow".... padahal baru jam 6.30 sore loh. Ya udah deh...

Lalu kami mampir ke Eiffel. Setelah dipelajari, ternyata foto di Eiffel enaknya dari sisi taman dan sore/pagi hari. Kalau mau naik ke atas menara Eiffel, sebaiknya datang pagi sekali supaya tidak kecapean antri.

Pulang, mau mapir lagi ke Monoprix, ternyata tutup...wah jadi ingat pesan Mba Retno kalau week end banyak yang tutup, termasuk supermarket... Jadi ingat ya !! hari Minggu, kebanyakan toko tutup termasuk supermarket tutup. Maka sebaiknya sehari sebelumnya sudah punya stok makanan untuk hari minggu.

Hari ke-4 (Disneyland, Arc de Triomphe, dan Louis Vuitton)
Tujuan: Disneyland. Malam sebelumnya kami sudah beli tiket di hotel dengan bayar uang muka saja. Sisanya bayar di Disneyland. Kami memutuskan hanya mengunjungi 1 day, 1 park saja. Tadinya kepikiran 1 day, 1 park, 1 studio. Karena pertimbangan jaga stamina kami hanya ambil paket 1 day, 1 park.

Berangkat dari hotel jam 7 pagi, naik taxi ke station Metro Charles De Gaule Arc D Triopme. Beli tiket PP tujuan stasiun Marne-la-Vallee (Parcs Disneyland). Setelah beli tiket, ikuti terus petunjuk rambu tujuan Marne-la-Vallee (Parcs Disneyland) hingga sampai di tempat pemberhentian kereta. Kereta yang berseliweran cukup intens. Kita tahu apakah kita menaiki kereta dengan tujuan yang benar, tandanya adalah lampu menyala (kuning) pada rambu yang tergantung di atas ceiling stasiun. Jika lampu untuk tujuan Marne-la-Vallee menyala (kuning), berarti kereta berikut yang berhenti adalah kereta tujuan Marne-la-Vallee (Parcs Disneyland). Perjalanan kereta ke Disneyland membutuhkan waktu selama 35 menit.



Tiba di stasiun Marne-la-Vallee (Parcs Disneyland), kami masuk ke area Disneyland antri pemeriksaan tas lalu ke loket tiket.. here we are.. in Disneyland Paris..

Step pertama cari restaurant. Atas referensi Mba Rita, makan di Hakuna Matata (terletak di area Adventureland). Di sini, sambil mempelajari peta, kami kembali mengajak Shifa & Naila memutuskan arena apa saja yang akan dikunjungi. Mereka memilih diantaranya Phantom Manor (haunted house/rumah hantu) di Frontierland, Alice's Curious Labyrinth di Fantasyland.

Tapi sayang Haunted house sedang tutup, mungkin dalam persiapan menjelang Halloween.



Setelah 4 jam, kami kembali ke Paris. Kebetulan exit Metro persis di depan Arc D Triompe, langsung foto keluarga deh... tapi biasa ada yang grumpy...cemberut kalo di foto.

LV sudah di depan mata... antri lagi.. sampai finally berhasil menenteng tas LV titipan special..



Pulang.. beresin barang-barang, siap packing, cek out dari hotel besok jam 12 siang.
Malam ini, di recepsionist hotel kami booking taxi van untuk ke bandara esok hari... lumayan mahal, 70 euro.


Hari ke-5 (Eiffel Tower go to the top)
Bangun pagi, jalan ke Eiffel tower. Di sini bu Widya ngomel 15 menit sepanjang jalan... wong waktunya mepet koq jalan kaki, kan jam 10.30 udah harus balik ke hotel, persiapan cek out.. kalau stay di Paris seminggu dua minggu sih gak masalah, mo jalan santai sesukanya, terserah....
Tapi biasalah, suami istri kalo gak ada debatnya, kurang bumbu....

Di Eiffel foto sebentar, langsung antri. Loket buka 9.30 pagi, sebaiknya sudah antri 30 menit sebelumnya. Enaknya lagi, sudah punya tiket bisa beli entah beli online/tempat lain. Yang udah reserved tiket, punya jalur khusus, jadi antri lebih pendek. Karena datang pagi, kami antri tidak terlalu lama. Kami membeli tiket untuk ke top. Harga tiket top & middle berbeda.

Jam 10.30 bersiap kembali ke hotel... Siap cek out... Going to bandara. Karena supir taxi sudah familiar dengan bandara. Kita bilang naik Turkish Airways, supir langsung tancap gas ke Terminal 1 Aerosports Paris (Charles de Gaulle International Airport/CDG). Btw, selain Charles de Gaulle International Airport ada bandara lain yaitu Orly International Airport.
Perjalanan ke bandara.... tes nyoba VW Caravell.. mobil keluarga impian mas Drajat, katanya buat jalan-jalan keluar kota nanti di Indonesia..he..he...

Bye bye Paris.. till meet u again...

Padahal, masih banyak tempat yang pengen dikunjungi. Misalnya saya pengen sekali foto di depan icon sekolah kuliner international "Le Cordon Bleu", gak sempat padahalnya jaraknya cuma beberapa blok dari hotel. Dan mas Drajat gak kesampean bisa ke "La Défense", pusat perkantoran, iconya para pekerja professional. Juga tidak sempat ke " Montparnasse" dimana kita bisa discover all of Paris in 360o.

Ternyata, kalau mau city tour, bisa takes time 1/2 hari untuk 1 spot object kunjungan. Visit 4 malam di Paris terasa tidak cukup. Kalau mau santai, mungkin bisa ambil vacation semingu-2 minggu...

Most of all... we have fun during this trip.. Alhamdulillah..



Beberapa catatan & kesan saya tentang Paris, diantaranya
1. It's a beautiful city, kota tua sentuhan kuno berbaur dengan modernisasi. Terlihat tata kota yang baik. Bangunan bersejarah tetap bertahan. Terlihat sekali kekuatan negara ini dari cara mereka bisa mempertahankan bangunan kuno mereka.

2. Tertib dan teratur

3. Self service
Jika belanja di supermarket, jangan harap barang belanja kita akan dimasukkan ke plastik oleh petugas. Kita sendiri yang akan masukkan sendiri. Cashier akan menunggu kita selesai packing, baru melayani pelanggan berikutnya.

Mc Donald's lebih sering ditemui dibanding KFC. Selesai makan di fast food restaurant, jangan lupa bereskan sendiri, masukkan sisa makanan ke tempat sampah yang sudah disiapkan (mirip di IKEA restaurant)

Jangan lupa selalu bilang "Merci" (thank you) bila setelah dilayani.

4. Effisien
Jangan heran melihat orang seliweran bawa troli, belum tentu itu turist. Troli populer untuk bawa barang ke kantor dan ada troli khusus untuk yang belanja ke supermarket. Jadi kelihatan perbedaan, penduduk lokal akan menarik troli, turis akan menenteng plastik belanjaan & air botol...he..he..

5. Paris enak buat jalan kaki. Orang Paris terbiasa jalan kaki bila tujuan antar blok. Pokoknya apa-apa jalan kaki atau naik sepeda (velib). No wonder orang Paris langsing-langsing.....

6. Sharing teman yang udah jalan ke Europe & Amerika, Paris termasuk murah.. jadi yang mo shooping... hayuuu, gak beda jauh dari KD.. dan ada tax refund buat tourist. Bila belanja min 175 Euro, on the same store, on the same day akan dapat tax refund 12 % (bila belanja di toko yang bekerja sama dengan tax refung provider, mis Global Blue, biasanya stiker provider akan terpampang di kaca etalase toko). Tax refund nanti diurus di bandara. Bisa pilih refund ke kartu kredit (bila yang belanja pakai kartu kredit) atau cash... pilih mana ???
Perbedaannya, bila refund ke kartu kredit maka uang refund akan masuk ke kartu kredit dalam 4 minggu dan dikonversi ke mata uang sesuai kartu kredit. Formulir tax refund yang sudah distamp petugas tinggal dimasukkan ke kotak pos (warna kuning) di depan loket.
Bila mau cash, silahkan antri kembali ke loket refund cash... 20 meter dari loket custom/tax refund. Nanti akan dapat uang cash langsung...



Kali ini kami lebih banyak sightseeing & foto-foto. Belanja juga sekedar souvenir khas Paris.

7. Jangan lengah terhadap copet
Walau termasuk negara maju, di beberapa tempat ditempel tanda "Beware of Pickpockets" alias hati-hati copet. Terutama di daerah ramai, seperti di dalam lift.

8.Jarang yang berbahasa Inggris, kecuali counter international, seperti bandara, Disneyland, dan Mc Donal's.


9. Orang French.. rapi, fashionable, jalannya cepat-cepat.. kita dilayani cashier yang cantik & ganteng-ganteng..


Okehhhh...mudahan sharing ini bisa bermanfaat...





Bacaan:

Tuesday, September 20, 2011

KBB # 25 Devonshire"Birthday Party" Tea



Mari kita rayakan ultah KBB ke-4 tahun ini dengan minum teh bareng ala Devonshire, yaitu sajian minum teh khas Inggris yang konon berasal dari daerah Devon, dimana scones disajikan bersama clotted cream dan selai.



Jadi tantangan kali ini adalah membuat scone yang bertekstur ringan dan tidak basah lalu dipresentasikan dengan penyajian "tea party". Hmmm seru juga.. mulai berpikir konsep foto nih...

Yuk kita kembali ke scone...
Jika bicara tentang scone, yang teringat adalah Raisin scone yang suka saya comot 1 kalau belanja di Sultan Center. Apalagi kalau kepengen makanan bertepung tapi bosen sama roti atau cake.. Maka jadilah scone ini sebagai pilihan. Sempat penasaran juga, gimana bikin scone ini jadi renyah.. Tilik-ditilik di list ingredient tercantum: tepung, butter, buttermilk, baking powder.. oh itu toh bahannya.. Eh ternyata angan-angan bikin scone tercapai dengan tibanya surat cinta tantangan kali ini... Sip..sip.. siap dilaksanakan...

Ini adalah cerita Scone ala Baking 911. Scones: If any breads deserve the name "quick," it's the English Scone.
Instead of sweet, scones can be savory: add some caraway seeds or chopped dill, etc. to the plain dough with a pinch of salt. Serve with sour cream or crème fraiche.
Scones have been described as smoother than an English muffin, heavier than a muffin, and thicker than a flat bread. When made, scones have some height from rising in the oven, though not as much as a biscuit, are lightly browned on the outside and cooked all the way through on the inside. When opened, they should be slightly crumbly, tender and almost cake-like or flaky depending on how they are made. They are served freshly baked, warm from the oven, with butter, lemon curd, cream, honey and/or jam. Scones are traditionally served at English Tea Time, but in America they are served at any time during the day.

Jadi scone harus renyah, cukup mengembang walau tidak terlalu banyak, dan yang paling penting matang keseluruhannya..

Setelah browsing di sana-sini, akhirnya pilihan jatuh pada resep ini:
Basic Raisin Scone Recipe
(By: The California Culinary Academy )
Makes 18 - 24

3 1/2 cups all-purpose flour
2 tablespoons cream of tartar
2 teaspoons baking soda
1/2 teaspoon salt
1/3 cup sugar
3/4 cup unsalted butter, cold
1/2 cup buttermilk, cold
2 large eggs
1-1/4 cups raisins, currants or dried cranberries (can be mixed)

1. Preheat oven to 375 degrees F. In a large bowl combine flour, cream of tartar, baking soda, salt, and sugar.
2. Cut in butter until mixture resembles fine crumbs.
3. Mix together buttermilk and eggs. Add to dry ingredients, mixing to form a soft dough. Stir in raisins.
4. Knead dough on a floured surface several times.
5. Pat out dough 1 inch thick. Cut into desired shapes and place on ungreased baking sheets.
6. Bake until golden brown (15 to 20 minutes).

Makes 18 to 24.

Place scones 1-1/2 to 2 inches apart on baking sheets. Bake in a preheated 375 degrees F oven until golden brown (20 to 25 minutes).
—————
Notes: You can make scones in any size or shape you wish -- circles, squares, triangles, hearts, crescents, stars. They're delicious as "sandwiches" filled with thinly sliced ham.

Per serving: 191 Calories; 8g Fat (35% calories from fat); 3g Protein; 28g Carbohydrate; 37mg Cholesterol; 262mg Sodium; 2 grams fiber



Ternyata bikin scone... guampang.. & cepat. Hayo atuh dicoba... Tapi ada hal penting yang perlu diingat dalam pembuatan scone agar renyah: gunakan prinsip pembuatan crust pie, yaitu: gunakan butter dingin, cairan dingin, hindari pengulenan lama dengan tangan. Sebaiknya gunakan pisau pastry (pastry cutter) (liat foto step by step) atau jika tidak punya bisa gunakan 2 pisau untuk mencampur butter & tepung. Kuncinya handling secara minim. Juga ada tip saat mencetak, cutter cukup ditekan langsung ke bawah, cutter tidak perlu diputar-putar. Tips lengkapnya bisa dilihat di Baking 911. Jika ada adonan mengantri untuk dipanggang, bisa disimpan di kulkas dahulu. Jadi prinsipnya sangat bertolak belakang dengan pembuatan cake yang semua bahan harus suhu ruang.


Karena baking powder digunakan sebagai bahan utama pengembang, scone biasanya cenderung agak pahit, begitu juga scone yang biasa saya beli di Sultan Center. Raisin scone resep di atas has less bitterness.

Untuk yang diet rendah garam/sodium (hipertensi), perlu memperhatikan jumlah total sodium dari baking powder & baking soda yang digunakan.

Nah... selamat berscone ria..





Thursday, September 8, 2011

Tumpeng Barbie & Tumpeng Kuwait Tower

Tumpeng menjadi icon makanan khas Indonesia. Tumpeng mempunyai makna & pakem tertentu. Ingin tahu...????? Bisa baca-baca artikel NCC berikut di sini. Akan tetapi sekarang kita sering melihat, tumpeng aneka kreasi, seperti tumpeng Barbie & tumpeng Kuwait Tower di bawah ini. Kedua tumpeng ini ikut memeriahkan stand Indonesia di acara International Day sekolah anak-anak, English School Fahaheel bulan April lalu.


(Photo courtesy of Dudi Mulyadi & Menti Russiantini via Facebook)



(Photo courtesy of Dudi Mulyadi & Menti Russiantini via Facebook)



(Photo courtesy of Dudi Mulyadi & Menti Russiantini via Facebook)


Resep nasi kuning menggunakan resep NCC, sedangkan resep lauk pauk menggunakan resep pribadi yang belum ada standar ukurannya.

Berikut resep Nasi Kuning Bu Fatmah

Bahan :
800 gr beras putih
200 gr beras ketan
1200 mL santan
1 sdm kunyit halus
2 sdm garam
4 lbr daun salam
1 lbr daun pandan
2 btg sereh
1 sdm air jeruk nipis.

Cara Membuat :
1. Campur beras dan beras ketan, cuci bersih tiriskan, kukus.
2. Sementara itu campur kunyit dan santan, saring, buang ampas kunyit. Masak bersama daun salam, pandan dan sereh. Tambahkan garam. Masak terus hingga mendidih. Matikan api.
3. Masukkan beras yg masih panas kedalam santan, aduk rata. Biarkan hingga santan terserap habis, dan beras menjadi aron. Tuangi air jeruk nipis. Aduk rata.
4. Kukus beras aron selama 20 menit, angkat.
5. Cetak

Tumpeng Barbie & tumpeng Kuwait Tower ini menggunakan nasi kuning sebanyak 2.5x resep di atas.

Untuk hygiene makanan, selalu gunakan sarung tangan plastik saat menyusun & membentuk tumpeng. Dan untuk mencegah kontaminasi selama perjalanan, tumpeng yang telah jadi ditutup dengan plastik yang diberi lubang untuk ventilasi uap makanan.